Kebijakan Pertahanan Nasional Di Australia
Australia bisa dibilang sebagai negara terbesar di
belahan bumi bagian selatan. Dengan wilayah yang sangat luas, banyak sumber
daya alam yang terkandung di negeri kanguru yang kaya ini. Namun demikian,
penduduk Australia yang sebagian besar adalah waga kulit putih tidak sebanding
dengan luas wilayah yang mereka miliki. Lebih dari itu, fakta berbicara bahwa
mereka bersama Selandia Baru adalah satu-satunya negara dengan mayoritas
penduduk kulit putih di belahan bumi bagian ini. Tidak mengherankan jika mereka
memiliki fobia dengan orang asing khususnya Asia sampai-sampai mereka meyakini
adanya ancaman dari utara. Dengan memahami hal tersebut, kita akan memaklumi
bahwa pertahanan dan keamanan menjadi salah satu perhatian utama kebijakan luar
negeri Australia sebagaimana telah diutarakan Dafri Agussalim dalam kelasnya.
Review ini sendiri akan membahas bagaimana kebijakan pertahanan Australia.
Kita dapat memahami bagaimana kebijakan pertahanan
Australia dengan merujuk pada Defence White Paper 2009 yang
dikeluarkan oleh Kementerian Pertahanan Australia. Kebijakan pertahanan
Australia seperti yang tertuang dalam Defence White Paper 2009 mencakup
beberapa hal sebagai berikut
·
Melanjutkan
Kebijakan Pertahanan Australia dengan prinsip dasar Self-Reliance dalam
mempertahankan Australia untuk dapat mencapai kepentingan strategis
Australia, termasuk mampu menjada/mengontrol wilayah udara dan laut dari
masuknya musuh ke wilayah kedaulatan Australia.
·
Sharing dengan
kekuatan negara lain dan tetap memelihara hubungan dengan negara aliansinya
serta menjalin hubungan/kerjasama pertahanan dengan negara lain untuk meningkatkan
kemanan Australia.
·
Kekuatan militer
Australia harus memiliki kemampuan untuk dapat beraktivitas secara bebas dan
mandiri dalam memperthankan kepentingan nasionalnya tanpa mengharapkan bantuan
negara lain dan mampu untuk menjadi pemimpin pasukan koalisi militer pada saatsharing dengan
negara lain untuk kepentingan strategis yang lebih luas.
Dalam menjaga pertahanan dan kemanan (hankam)
negaranya, Australia memiliki angkatan perang yang bernama Australian Defence
Force (ADF) yang terdiri dari Australian Army (angkatan darat), Royal
Australian Navy (angkatan laut), dan Royal Australian Force (angkatan
udara). Seperti di negara yang menerapkan konsep civilian supremacy, ADF
berada di bawah Kementerian Pertahanan Australia. Oleh karena itu, ADF bisa
memfokuskan kinerjanya dalam bidang hankam. Kekuatan personel ADF sendiri (per
30 Juni 2008) adalah sebesar 90.644 orang yang terdiri dari 54.748 orang
personel aktif dan 19.915 orang personel cadangan serta 15.981 orang pegawai
sipil.Dalam Defence Reform Program (DRP) tahun 2008, pada satu
decade ke depan ADF akan meningkatkan jumlah personelnya menjadi 157.800 orang,
sebagai antisipasi perkembangan lingkungan strategis serta perubahan peta
politik dan kemanan di kawasan
Sejak 1986, Australia sudah berkonsentrasi membangun
Angkatan Perangnya dengan berorientasi kepada teknologi, yang mengandung makna
lebih memberi perhatian kepada perlengkapan persenjataan yang modern. Di
sisi lain, kebijakan pertahanan Australia menganut prinsip total defense, yakni
memaksimalkan segala kemampuan yang ada –tidak hanya angkatan perang–
untuk menangkal ancaman yang datang. Dengan kata lain, system pertahanan
Australia dikelola menuju “high technology equipment” yang bersandar
pada kekuatan seluruh rakyatnya. Sebagai konsekuensi dari pengembangan
system pertahanan Australia yang dikelola menuju ”high technology defense
equipment”, maka terlihat focus pengembangannya pada kekuatan udara dan laut.Dalam
melaksanakan tugasnya, Self Reliance, Maritime strategy, danProactive
Operation menjadi prinsip dasar yang dianut oleh ADF. Memang Australia
telah terikat dengan kesepakatan TAC (Treaty of Amenity and Cooperation) dengan
ASEAN, namun demikian doktrin Pre-emptive Strike tetap eksis dalam
system pertahanannya.
Sebagai angkatan perang yang cukup visioner, ADF
memiliki rencana pembangunan kekuatan yang dituangkan dalam Defense
Capability Plan 2004-2014. Defense Capability Plan 2004-2014merupakan
perwujudan dari hasil pengkajian terhadap perkembangan lingkungan dan analisis
terhadap kemngkinan perkiraan datangnya ancaman.Di sini, kita bisa melihat
bagaimana kebijakan pertahanan Australia disusun berdasarkan kebutuhan. Dengan
demikian, kebijakan ini lebih tepat sasaran.
Pada akhirnya, bisa kita simpulkan bahwa kebijakan
pertahanan Australia disusun berdasarkan kebutuhan mereka. Kebutuhan ini lahir
dari pengkajian yang cukup komprehensif dari berbagai factor yang sekiranya
mampu menjadi tolok ukur ancaman yang akan mereka hadapi. Dalam hal ini,
Australia sangat serius terhadap pengembangan kemampuan angkatan perangnya. Di
sisi lain, Australia juga berusaha untuk memaksimalkan seluruh potensi baik
dari dalam maupun luar negeri untuk menjaga pertahanan dan keamanan negeri
kanguru ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar