Konflik pada hakikatnya adalah segala sesuatu interaksi
pertentangan antara dua pihak dan lebih didalam suatu kelompok masyarakat atau
pun organisasi masyarakat, konflik dapat terjadi karena ketidak sesuaian antara
dua atau lebih anggota-anggota dalam kelompok tersebut yang timbul karena
adanya kenyataan bahwa mereka harus membagi atau berebut sumber-sumber daya
yang terbatas serta merebutkan sumber kehidupan maupun lapangan kerja, dimana
masing-masing mempunyai perbedaan, status, tujuan, nilai atau persepsi
masing-masing.
Faktor penyebab dan sumber konflik antara lain dibagi dalam tiga hal berupa ;
1. Kepentingan (Interest), Sesuatu kepentingan yang memotivasi orang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Motivasi ini tidak hanya dari bagian keinginan pribadi seseorang, tetapi juga dari peran dan statusnya karena adanya kepentingan.
2. Emosi (Emotion), Emosi sering diwujudkan melalui perasaan yang menyertai sebagian besar interaksi manusia, antara lain : marah, benci, takut, cemas, bingung, penolakkan dan sebagainya.
3. Nilai (Value), Nilai ini merupakan komponen konflik yang paling susah dipecahkan karena nilai merupakan sesuatu hal yang tidak bisa diraba dan dinyatakan secara nyata. Nilai berada pada kedalaman akar pemikiran dan perasaan tentang benar dan salah, baik dan buruk, yang pada umumnya mengarah pada sikap dan perilaku manusia.
Faktor penyebab dan sumber konflik antara lain dibagi dalam tiga hal berupa ;
1. Kepentingan (Interest), Sesuatu kepentingan yang memotivasi orang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Motivasi ini tidak hanya dari bagian keinginan pribadi seseorang, tetapi juga dari peran dan statusnya karena adanya kepentingan.
2. Emosi (Emotion), Emosi sering diwujudkan melalui perasaan yang menyertai sebagian besar interaksi manusia, antara lain : marah, benci, takut, cemas, bingung, penolakkan dan sebagainya.
3. Nilai (Value), Nilai ini merupakan komponen konflik yang paling susah dipecahkan karena nilai merupakan sesuatu hal yang tidak bisa diraba dan dinyatakan secara nyata. Nilai berada pada kedalaman akar pemikiran dan perasaan tentang benar dan salah, baik dan buruk, yang pada umumnya mengarah pada sikap dan perilaku manusia.
Berikut konflik sosial yang sering terjaadi di indonesia
1. TAWURAN ANTAR PELAJAR
akhir-akhir ini kita sering melihat berita di tv tentang adanya tawuran antar pelajar,dalam kejadian ini kita sering mendengar adanya korbn dari tindakan tawuran tersebut mulai dari luka ringan,luka berat hingga yang terparah adalah munculnya korban jiwa . beberapa alasan terjadinya tawuran adalah:
1.Tawuran bisa terjadi karena faktor lingkungan,termasuk di dalamnya media yang menyuguhkan pemberitaan perlakuan anarkis yang kemudian di lihat oleh remaja sehingga memberikan dampak negatif pada remaja dan menciptakan pola pikir yang salah
2.minimnya pengawasan dari orang tua terhadap perilaku anaknya
3.kurangnya pengawasan pihak sekolah terhadap siswa siswanya
untuk masalah ini saya mempunyai solusi untuk menghilangkan perilaku tawuran antar pelajar yaitu,
1. Tangkap pemimpin/biang
kerok/provokator tawuran
Setiap aksi
berkelompok pasti ada orang atau pihak yang menjadi motor penggerak atau
pemimpinnya. Jadi pihak kepolisian harus bisa mengetahui dan menangkap para
pemimpin atau dalang terjadinya tawuran tersebut untuk diberikan pengarahan
atau hukuman yang pantas.
2. Bersikap simpati dan empati
Khusus para pelaku
tawuran antar siswa atau mahasiswa, mungkin akan lebih mudah penanganannya
dengan cara yang halus, bersimpati dan empati. Dekati mereka sebagai sahabat,
bukan sebagai orang tua atau guru pada muridnya. Para pelaku tawuran
(siswa/mahasiswa) ini dan kebanyakan remaja pada umumnya lebih suka pendekatan
yang sifatnya tidak menggurui, menceramahi apalagi diberi hukuman fisik.Mereka pada dasarnya
adalah remaja yang baik dan mau patuh pada aturan, tapi kadang peraturan
yang notabene dibuat oleh
pemerintah/pihak sekolah/orangtua tidak sesuai dengan kemampuan, kebutuhan atau
keinginan dari para siswa/mahasiswa tersebut.
3. Membina kerjasama
yang kuat dan berkesinambungan antara pihak sekolah, siswa, orang tua,
kepolisian serta media sosial.
Bentuk
kerjasamanya
adalah menjalin keterbukaan informasi dan komunikasi antara kelima pihak
tersebut. Keterbukaan informasi dan komunikasi ini penting terutama antara
Orang tua dan anaknya, antara lain tentang bagaimana kondisi atau kenyataan
yang terjadi di lingkungan pergaulan sekolah mereka. Laporkan ke pihak sekolah
jika ada kondisi atau situasi yang akan
2.KONFLIK PILKADA DI DAERAH
Kerusuhan Pilkada di berbagai daerah yang anarkis diduga
dipicu karena ketidakpuasan massa salah satu pasangan kepala daerah saat penghitungan suara di kantor Kelurahan setempat.Massa merusak
fasilitas umum seperti kantor kelurahan dan sejumlah mobil KPU dan mobil
polisi. Polisi terpaksa menembakkan gas air mata karena massa semakin beringas.
Tiga unit mobil milik polisi dan anggota KPU hangus dibakar massa. Lima
orang provokator dalam aksi tersebut telah ditangkap polisi dan ditetapkan
sebagai tersangka.
Konflik di daerah terkait pilkada selama ini selalu dipicu
oleh elite politik sendiri. Apalagi dibarengi dengan penggelontoran uang atau
money politics, maka konflik itu akan lebih memanas lagi dengan sikap provokasi
dari tim sukses masing-masing kandidat. Politik akan menjadi pemicu utama
konflik di tahun politik ini.
dalam kasus ini terlihat jelas bagaimana sikap para calon pemimpin daerah yang tidak mempunyai sikap sportif dalam persaingan merebut jabatan pemimpin daerah
Solusinya: Seharusnya pihak yang tidak terpilih jangan merasa iri dan tidak
melakukan hal-hal yang tak terpuji tersebut. Dan untuk warga yang memilihnya
seharusnya lebih objektif menyeleksi kebenaran berita dari pihak yang tak
terpilih. Agar tidak mudah terprovokasi dengan adanya isu tersebut. Dan
ditelurusi terlebih dahulu inti dari masalah tersebut.